
Proyek LRT Kabupaten Bandung Senilai Rp 16 Triliun Hadir di WJIS 2025
Proyek LRT Kabupaten Bandung Dikembangkan sebagai Solusi Kemacetan
Saat ini, proyek Light Rail Transit (LRT) di Kota Bandung masih dalam proses pengajuan dan belum menunjukkan perkembangan signifikan. Namun, berbeda dengan proyek LRT Kabupaten Bandung yang justru sedang dalam tahap pematangan dan siap ditawarkan kepada investor. Proyek senilai Rp 16 triliun ini akan dipresentasikan dalam ajang West Java Investment Summit (WJIS) 2025, yang rencananya akan digelar pada November 2025.
Proyek ini menjadi salah satu dari 10 proyek investasi unggulan yang masuk dalam tahap final West Java Investment Challenge (WJIC) 2025. Ajang ini diselenggarakan oleh Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Jawa Barat. Nantinya, 10 proyek tersebut akan diajukan dalam ajang WJIS 2025 untuk menarik minat investor.
Salah satu proyek yang masuk dalam daftar tersebut adalah Transportasi Massal Berbasis Rel, Kabupaten Bandung, dengan nilai investasi mencapai Rp 16 triliun. Proyek ini menjadi yang terbesar dalam penawaran investasi di ajang tersebut.
Proyek LRT Kabupaten Bandung: Bukan Reaktivasi Jalur Lama
Kepala DPMPTSP Kabupaten Bandung, Ben Indra Agusta, menjelaskan bahwa proyek ini bukanlah reaktivasi jalur kereta api yang sudah ada sebelumnya. Ia menegaskan bahwa ini merupakan proyek baru yang diajukan oleh Dinas Perhubungan Kabupaten Bandung. Proyek ini akan dipresentasikan dalam ajang WJIC 2025.
Menurut Ben, persiapan dan studi kelayakan proyek ini telah dilakukan sejak sekitar tahun 2020 oleh Dishub Kabupaten Bandung. Proyek ini juga merupakan bagian dari LRT Bandung Raya yang telah direncanakan sejak era Presiden Jokowi dan masuk dalam Proyek Strategis Nasional (PSN).
Ben menilai proyek ini sangat strategis sebagai respons terhadap kemacetan lalu lintas di Kota Bandung. Data dari TomTom Traffic Index 2024 menunjukkan bahwa Kota Bandung menduduki peringkat ke-12 sebagai kota termacet di dunia. Dengan alasan tersebut, ia optimistis proyek ini akan menarik minat investor.
Proyek LRT Kabupaten Bandung adalah bagian dari jaringan LRT Bandung Raya yang bertujuan mengurangi kemacetan di wilayah Ibu Kota Jawa Barat. Rencananya, proyek ini akan menghubungkan Bandung Raya dengan Stasiun Kereta Cepat Jakarta-Bandung di Tegalluar.
Proyek LRT Bandung Raya akan dibangun dengan dua koridor prioritas, yaitu rute Tegalluar-Leuwipanjang dan Leuwipanjang-Babakan Siliwangi. Biaya pembangunan diperkirakan mencapai Rp 26 triliun, dengan skema pembiayaan menggunakan KPBU (Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha). Proyek ini akan dikerjakan oleh konsorsium BUMN yang dipimpin oleh PT Adhi Karya.
Sebelumnya, Presiden Jokowi telah menyetujui anggaran pembangunan LRT Bandung Raya. Pada 15 Februari 2024, telah dilakukan penandatanganan Kesepakatan Induk atas dukungan Fasilitas Penyiapan dan Pelaksanaan Transaksi (Project Development Facility – PDF) Proyek KPBU Perkeretaapian Perkotaan Metropolitan Bandung.
Meskipun begitu, hambatan pendanaan tetap menjadi tantangan utama. Proyek ini sebelumnya telah ditawarkan kepada investor China dan juga di ajang WJIS 2024. Wakil Menteri BUMN, Kartika Wirtoatmodjo, pernah menyatakan bahwa operasional Kereta Cepat Jakarta-Bandung akan terintegrasi dengan LRT Bandung Raya.
Rute yang Diusulkan
Menurut Ben Indra, rute LRT Kabupaten Bandung akan melalui Bojongsoang (Perumahan Podomoro), Terminal Leuwipanjang, hingga Soreang. Proyek ini akan memperluas jaringan transportasi massal yang terintegrasi dengan wilayah-wilayah sekitar Kota Bandung.
Selain LRT Bandung Raya, saat ini juga sudah beroperasi proyek Bus Rapid Transit (BRT) Bandung Raya. Angkutan ini memiliki jalur khusus sepanjang 21 kilometer yang melewati wilayah Bandung Barat, Kota Cimahi, Kota Bandung, Kabupaten Bandung, dan Kabupaten Sumedang.
Rencana pembangunan Tahap 2 BRT Bandung Raya akan dilakukan pada tahun 2026, sementara Tahap 3 dijadwalkan pada 2027. Diharapkan, proyek ini dapat menjadi alternatif transportasi yang lebih efisien dan ramah lingkungan.
Leave a Comment